Senandung Perang Pasukan Komando Bendera Hitam
Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah melayu
Allah telah mewajibkan jihad secara tegas kepada setiap muslim. Tidak
ada alasan bagi orang Islam untuk meninggalkan kewajiban ini. Islam
mendorong umatnya untuk berjihad dan melipatgandakan pahala orang-orang
yang berpartisipasi di dalamnya, apalagi yang mati syahid.
Tidak ada yang menandingi dalam besarnya
pahala, kecuali orang-orang yang mengikuti jejak mereka di medan jihad.
Allah mengaruniakan mereka berbagai kelebihan ruhiyah dan amaliyah,
baik di dunia maupun di akhirat, yang tidak diberikan kepada selain
mereka .
Allah menjadikan darah mereka yang suci sebagai harga
bagi kemenangan dunia serta lambang kemuliaan bagi keuntungan dan
kejayaan di hari akhirat.
Allah mengancam orang-orang yang
tidak turut dalam jihad dengan ancaman siksa yang sangat pedih. Allah
menghinakan mereka dengan berbagai gelar dan sebutan yang buruk,
menganggap mereka pengecut, pemalas, lemah, dan tertinggal di belakang.
Allah menjanjikan untuk mereka kehinaan di dunia. Kehinaan yang tidak
dapat di hapuskan kecuali dengan berangkat ke medan jihad. Sedangkan di
akhirat, Allah menyiapkan untuk mereka siksa yang pedih.
Mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksa itu meskipun menebusnya
dengan emas sebesar gunung Uhud. Islam menganggap duduk-duduk, tidak
mengikuti jihad, dan lari meninggalkan medan perang sebagai salah satu
dosa besar, bahkan termasuk salah satu di antara tujuh hal yang
membinasakan amal.
Anda tidak akan menemukan satu pun sistem
nilai-baik yang kuno maupun yang baru, bersumber dari agama maupun
pikiran manusia-yang lebih baik dari pada sistem Islam dalam membahas
masalah jihad, militer, pengerahan massa, dimana mengumpulkannya dalam
satu shaf (barisan) untuk mempertahankan kebenaran dengan segala
kekuatannya.
Sangat banyak ayat Al-Qur’an dan sunah Rasul saw.
yang membicarakan seputar urusan yang mulia ini. Dalil-dalil itu
menyeru setiap muslim dengan metode dan tutur kata yang fasih kepada
jihad, perang, militerisme, memperkuat sarana pertahanan, pertempuran
dengan semua jenisnya: darat, laut, dan lain-lain, dalam semua situasi
dan kondisi.
1. “Telah diwajibkan atas kamu berperang, padahal
berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Dan bisa jadi kamu
membenci sesuatu, padahal sesuatu itu baik bagimu. Dan bisa jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu buruk bagimu. Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
“kutiba” artinya “furidha” (diwajibkan), sebagaimana tersebut dalam
firman Allah pada saat yang sama dan menggunakan susunan kalimat yang
sama pula.
2. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan
kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di
muka bumi atau mereka berperang, ‘kalau mereka tetap bersama kita, tentu
mereka tidak akan mati dan tidak akan dibunuh.’ Akibat (dari perkataan
dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa
penyesalan yang sangat dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan
mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. Dan sungguh kalau
kamu gugur dijalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan
rahmat-Nya lebih baik bagimu dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.
Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah kamu
semua dikumpulkan.” (Ali Imran: 156-157)
“Dharabu fil ardhi” artinya: keluar untuk berjihad. “Ghuzzan” artinya: bertempur.
Perhatikan keterkaitan antara ampunan dan rahmat Allah terhadap
kematian di jalan Allah pada ayat 157. Ampunan dan rahmat itu tidak
terdapat pada ayat berikutnya, sebab bukan berkaitan dengan gugur dan
mati di jalan Allah.Pada ayat tersebut juga terkandung maksud bahwa
kepengecutan adalah sifat orang kafir, bukan sifat orang beriman.
3. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatkan
rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang
diberikan kepada mereka dan mereka bergembira hati terhadap orang-orang
yang masih tinggal di belakang mereka yang belum menyusul, bahwa tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati .”
(Ali Imran: 169-170) .Selanjutnya bacalah pula sampai ayat 175.
4. “Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia
dengan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang
dijalan Allah, lalu gugur dan memperoleh kemenangan, maka kelak akan
kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 78)
Allah
mencela orang-orang yang duduk-duduk dan tidak mau berperang, pengecut,
terlambat, atau orang-orang yang hanya memanfaatkan situasi demi
mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri.
Allah mengetuk hati
nurani orang-orang yang beriman untuk melindungi orang-orang yang lemah
dan menolong orang-orang yang tertindas. Allah merangkai antara pedang
dengan shalat dan shiyam, serta menerangkan bahwa perang tidak berbeda
dengan keduanya dalam rukun Islam.
Allah meyakinkan
orang-orang yang masih ragu dan mendorong mereka untuk terjun ke dalam
kancah peperangan dan arena maut dengan lapang dada dan keberanian yang
menggelora dalam hati.
Allah menjelaskan kepada mereka bahwa
kematian akan terus mengintai mereka. Allah jelaskan kepada mereka bahwa
jika mereka mati dalam keadaan berjihad di jalan-Nya, maka mereka akan
mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan infak dan pengorbanan mereka.
5. Surat Al-Anfal
secara keseluruhannya merupakan anjuran untuk berperang dan perintah
untuk tabah menghadapinya. Demikian pula terhadap penjelasan tentang
berbagai hukum yang berkaitan dengan peperangan.
Oleh karena
itu, orang-orang mukmin generasi awal menjadikan surat Al-Anfal menjadi
senandung yang selalu dilantunkan di tengah berkecamuknya peperangan.
Cukuplah bagi Anda firman Allah, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang. Dengan begitu, kamu menggetarkan musuh Allah dan musuh
kamu.” (Al-Anfal: 60) Sampai pada firman-Nya, “Hai nabi, kobarkanlah
semangat orang-orang mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh
orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua
ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antara kamu,
mereka dapat mengalahkan seribu dari orang kafir, sebab orang-prang
kafir itu tidak mengerti.” (Al-Anfal: 65)
6. Surat At-Taubah
secara keseluruhannya merupakan anjuran perang dan penjelasan mengenai
hukum-hukumnya. Cukuplah bagi Anda dengan firman yang menjelaskan
tentang perang terhadap orang-orang musyrik yang berkhianat. “Perangilah
mereka, niscaya Allah menyiksa mereka dengan tangan-tanganmu dan Allah
akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati
orang-orang mukmin. Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.” (At-Taubah: 14-15)
Firman Allah tentang perang terhadap orang-orang ahli kitab, “Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian serta
tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan
tidak beragama dengan agama yang benar, yaitu orang yang telah diberi
Al-kitab, sampai mereka mau membayar jizyah dengan patuh sedang mereka
dalam keadaan tunduk.” (At-Taubah: 29)
Selanjutnya Allah
menyerukan serangan umum pada ayat-ayat berikutnya, “Berangkatlah kamu
baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At-Taubah: 41)
Kemudian
Allah menjelaskan buruknya sikap orang –orang pengecut yang tidak
berjihad di jalan Allah serta tidak mendapatkan kemuliaan berjihad di
jalannya untuk selama-lamanya. “Orang-orang yang ditinggalkan (tidak
ikut berperang) merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang
Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
di jalan Allah dan berkata, ‘Janganlah kamu berangkat berperang dalam
panas terik ini’. Katakanlah, ‘Api neraka jahanam lebih panas’. kalau
saja mereka mengetahui. Maka hendaklah mereka sendiri tertawa dan banyak
menangis, sebagai balasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. Maka
jika Allah mengembalikanmu pada satu golongan dari mereka, kemudian
mereka minta ijin kepadamu untuk pergi berperang, maka katakanlah, ‘kamu
tidak boleh keluar bersamaku selamanya dan tidak boleh memerangi musuh
bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak berperang pada kala yang
pertama karena itu, duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut
berperang”. (At-Taubah: 81-83)
Kemudian Allah menjelaskan sikap
para mujahid di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Dan penjelasan bahwa
ini semua adalah tugas suci dan jalan para sahabatnya, melalui
firman-Nya, “Akan tetapi, Rasulullah saw dan orang-orang mukmin yang
berjihad bersama beliau dengan harta dan jiwa mereka kebaikan dan
merekalah orang-orang yang beruntung. Allah menyediakan untuk mereka
surga yang di bawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir, mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 88-89)
Kemudian “jual beli” secara tuntas, yang tidak mentolerir lagi alasan
dari orang-orang yang suka memberi alasan,“Sesungguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah
di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya selain dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
(At-Taubah: 111)
7. Surat qital (peperangan), dan bayangkan bagaimana sebuah surat di dalam Al-Qur’an-seluruhnya-dinamakan
surat qital. Sebagaimana mereka berkata bahwa pondasi jiwa ketentaraan
adalah dua hal: peraturan dan ketaatan. Allah swt telah menghimpun
pondasi ini dalam dua ayat, tentang “ketaatan” tertuang dalam ayat
berikut.
“Dan orang-orang yang beriman berkata, ‘Mengapa tidak
diturunkan suatu surat?’ Maka jika diturunkan surat-surat yang jelas
maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat
orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu
seperti pandangan orang-orang yang pingsan karena takut mati, dan
kecelakaanlah bagi mereka. Taat dan mengucapkan perkataan yang baik
(adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang
(mereka tidak menyukai). Tetapi jika saja mereka benar (imannya) kepada
Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (Muhammad:
20-21)
Adapun tentang “peraturan”, Allah swt. Berfirman dalam
surat Ash-Shaf, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang
di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4)
8. Surat Al-Fath
(kemenangan), yang terdapat padanya kisah peperangan Rasulullah saw.
Ayat ini juga menunjukkan salah satu sikap tegar dalam jihad di bawah
pohon yang diberkati, pohon di mana baiat maut (ikrar kematian)
diberikan oleh para sahabat. Dengan itulah lahir ketenangan sekaligus
kemenangan. Yang demikian itu tersebut dalam ayat berikut, “Sesungguhnya
Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji
setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi
balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya), serta
harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah
Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (Al-Fath: 18-19)
Inilah
wahai saudaraku, beberapa hal yang bisa dituturkan dalam kaitan dengan
jihad; penjelasan tentang keutamaannya, ajakan kepadanya, dan kabar
gembira bagi pelakunya dengan semacam itu, maka renungkanlah, niscaya
engkau akan tercengang betapa orang-orang muslim saat ini begitu
mengabaikan pahala agung yang dijanjikan Allah ini.
Mari
Tegakkan Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
dengan mendaftar
online menjadi tentara Islam
Pasukan Komando Bendera Hitam,
Tentara Allah di Muka Bumi.
email pendaftaran : intelijendim@muslim.com
Senandung Perang Pasukan Komando Bendera Hitam
Written By Unknown on Jumat, 11 Juli 2014 | 18.57
Label:
dinulislam,
khilafah
Posting Komentar